siapa penemu bilangan nol ini?
Sebelum zaman modern kayak sekarang ini niih, perkembangan
matematika sempat mengalami puncaknya hanya di beberapa tempat saja.
Tulisan matematika tertua yang ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa
(matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan tersebut berisi
tentang teorema Pythagoras, yang menjadi pengembangan matematika tertua
yang paling tersebar luas setelah aritmatika dasar dan geometri.,
Al
Khawarizmi memang bukan penemu angka nol., tapi ia “pengenal angka
nol” ., nyatanya angka nol telah ditemukan lama sekali secara
bertahap., sekurang-kurangnya 3 kali secara terpisah., dan waktu itu
kegunaannya adalah sebagai pengisi kedudukan dalam sistem perhitungan.
1. Bangsa Babylonia
Pada
awalnya, bangsa Babylonia tidak memiliki simbol untuk nol karena ruang
kosong antara bilangan-bilangan dianggap cukup sebagai pembatas.
Tetapi, ruang kosong tersebut dapat dengan mudah terabaikan atau
disalahtafsirkan sehingga mereka membuat simbol untuk nol untuk yang
pertama kali. Bentuknya sedikit menyerupai dengan nol sekarang. Namun,
peradaban Babylonia mengalami kemunduran, begitu juga dengan
perkembangan nol ini.,
2. Bangsa Yunani
Bangsa
Yunani Kuno memiliki sistem bilangan yang lebih rumit dibanding bangsa
Babilonia. Namun, mereka tidak mempunyai simbol untuk nol dalam sistem
bilangannya. Justru nol cenderung menimbulkan masalah bagi bangsa
Yunani.
3. India
Konsep bilangan nol dan
sifat-sifatnya terus berkembang. Hingga pada abad ke-7, Brahmagupta,
seorang matematikawan India memperkenalkan beberapa sifat bilangan nol,
seperti suatu bilangan jika dijumlahkan dengan nol akan menghasilkan
bilangan itu sendiri, demikian pula jika sebuah bilangan dikalikan
dengan nol hasilnya adalah nol. Namun, Brahmagupta mengalami kesulitan
dan cenderung ke arah yang salah ketika berhadapan dengan pembagian
oleh nol. Dia menyatakan bahwa “sebuah bilangan jika dibagi oleh nol
adalah tetap”.
Kesalahan ini kemudian diperbaiki oeh Bhaskara
dalam bukunya “Leelavati” yang menyatakan bahwa “pembagian sebuah
bilangan oleh nol adalah jumlah yang tak terhingga”. Dalam suku Indian
Kuno, nol disimbolkan dengan sebuah lingkaran dengan titik di dalamnya.
Nol berasal dari bahasa Sansekerta “soonya” yang berarti tidak ada
atau kosong.
Naah baru dari india ini Al Khawarizmi meneliti
sistem perhitungan-nya., dan terjadilah pengenalan penggunaan angka
nol seperti dijelaskan sebelumnya.,
Dalam bukunya, al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu
pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum
al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan
abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan,
ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling
tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Akan
tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan
ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan
raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan
al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan
orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari
beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika
yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus,
tangen dan kotangen.
Angka Nol, Sebagai penyebab komputer macet
Pelajaran
tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu
menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan
masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu
yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak
bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika
selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan
dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5 x 0 menjadi tidak ada?.
Hasil ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ini ahli sulap?ada yang
tahu?
Hal yang lebih menakjubkan lagi mengapa 5+0=5 dan 5 x 0=5
juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan
bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5×0=5×1. Tetapi, benar juga
bahwa 5×0=0. Waw. Bagaimana dengan 5o=1, tetapi 50o=1 juga? Ya,
sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga menakjubkan lagi adalah
bahwa jika suatu bilangan dibagi nol tidak didefinisikan/tak memiliki
hasil. Mau tau Maksudnya, begini ya bilangan berapa pun memang tidak
bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati
mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer
memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.
Anggaplah kalau komputer lari terbirit-birit jika angka nol datang
sebagai pembagi.hihiihi
Bilangan nol: tunawisma
Bilangan
disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal
adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan
yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di
sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu.
Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika
berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke
kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin
juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat?
Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar
terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa? tak bisa disangkal memang
seperti itu…
Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia
tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu
bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan
mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa,
karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit
dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika di antara dua bilangan
atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan
mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik
lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0
tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan
nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya,
mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada
angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi,
seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4.
Kita harus berangkat dari angka 1. betul. percaya gak percaya memang
mnakjubkan bukan.
Gampang, tapi menjebak
Guru
meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y =
25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah
titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata
cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk
x=6 dan y=1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru
mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan
keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan),
merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh
y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC,
adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena
garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.
Ani
membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru
menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang
benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru,
gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus
membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan
Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil
perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21.
Selanjutnya, dalam
persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan)
itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh
y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ
adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25.
Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1.
Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat
bantuan bilangan nol.
Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa
karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam
persamaan 3×1+7×2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A,
yang berarti persamaan 3×1+7×2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan
pada persamaan 3×1+7×2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam
garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat,
sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah
kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.
Bergerak, tetapi diam
Bilangan
tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan
desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat
kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil
tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap
nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika
bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah
bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw.
Begitulah.
Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka
garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena
antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat
dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati
terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah
bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka
1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada
bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan
yang lebih dekat… yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, …, 0,000001. demikian
seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan
angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja
nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda
tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2?
selamat datang di blog saya,,, lamrona :D
Tentang saya,
Nama lengkap saya, lamrona Limbong,
Motto saya, hidup ini adalah kumpulan masalah, peperangan, tantangan dan permainan, dimana saya adalah pemenang.
Matematika yang kebanyakan orang kenal sangat menyeramkan, (kadang saya juga mikir gitu n_n’ ) ternyata memiliki bagian bagian tertentu yang membuatnya tampak unik, seru, dan sangat penting.
Disini saya belajar menulis, tentu bukan tuk membuat sebuah skripsi, coz ini tak serumit skripsi,, hanya sebatas corat coret yang berharap bisa memiliki makna dan fungsi untuk orang lain.
Cekkiidoot,,, dan jangan lupa follow dan sisipkan jempol dan komentarmu,,
Salam semangat
*"i'm the winner" :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar